Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti berikut.
1) Pemeriksaan bekisting meliputi:
a) Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).
b) Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c) Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
Pengecekan elevasi bekisting.
Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.
- Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya).
- Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
- Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alat waterpass.
Pengecekan elevasi bekisting.
Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.
- Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya).
- Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
- Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alat waterpass.
- Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan posisi bottom balok.
Pengecekan Elevasi Bekisting Balok/Pelat Lantai.
1) Pemeriksaan penulangan meliputi:
a) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.
b) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.
c) Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.
d) Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e) Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.
2) Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah12±2.
3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.
4) Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond (super bonding agent).
5) Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
6) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
7) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.
8) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.
9) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
Standar hasil :
1) Menghasilkan produk beton pada balok dan pelat lantai sesuai dengan rencana, mutu dan bentuk yang presisi, tidak bocor, tidak lendut, dan tidak retak.
2) Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.
sumber : dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment